Monday, July 9, 2012

Geplak dan cara membuat geplak

Penasaran tentang makanan khas jogja,  Geplak dan cara membuat geplak?

Dulu nenek saya adalah pembuat geplak dan di jual di pasar-pasar tradisional di sekitar bantul. namun nenek saya sudah begitu tua dan tidak kuat lagi untuk ke pasar. Namun geplak sangat mudah di dapatkan di Bantul, terlebih usaha geplak nenek saya dilanjutkan oleh adiknya.

mengenai geplak, berikut ini saya comotkan tulisan dari blog aang ferdianto

tentang geplak dan cara pembuatannya

Geplak, tak pelak lagi merupakan salah satu makanan khas Jogja. Mulanya dikenal sebagai jajanan khas Bantul, geplak kini juga menjadi salah satu trade mark Jogja.

Sejarah geplak, kata salah seorang pembuat dan sekaligus juragan geplak Bantul, Fauzan Jafar, tidak terlepas dari keberadaan Bantul pada masa lalu sebagai penghasil gula dan buah kelapa. Pada masa kolonial Belanda, demikian seperti ditulis pemilik blog emshol.multiply.com, Bantul terkenal sebagai penghasil gula tebu. Tidak tanggung-tanggung, tercatat ada enam buah pabrik gula pada masa itu. Tanah-tanah pertanian ditanami tebu.
Geplak dan cara membuat geplak


Selain penghasil gula tebu, Bantul, yang letak geografisnya di pesisir selatan, juga penghasil buah kelapa, dan tentu saja sekaligus penghasil gula kelapa. Produksi kelapa dan gula yang melimpah inilah yang melahirkan geplak. Makanan ini bisa membuat gula dan kelapa punya nilai tambah.

Bahan utama geplak adalah kelapa. Kelapa ini diparut lalu dicampur dengan gula. Gula yang dipakai bisa gula kelapa, bisa gula tebu. Campuran ini lalu dibentuk menjadi bola-bola yang kemudian disangrai. Hanya begitu prosesnya. Sederhana sekali.

Jika gula tebu yang dipakai, hasil akhirnya berupa geplak berwarna putih kelabu. Jika gula kelapa yang dipakai, geplaknya berwarna cokelat. Rasanya tentu saja campuran antara gurih kelapa dan manis gula yang sangat legit. Yah, namanya juga gula. Begitu manisnya sampai bisa membuat kita haus setelah makan satu biji. Bahkan, mungkin saja kita tidak berselera menghabiskan satu biji karena saking manisnya. Setelah makan geplak, makanan atau minuman lain yang rasanya manis menjadi tawar karena kalah oleh rasa manis geplak. Teh manis pun akan terasa seperti teh tawar.

Pada masa lalu, masih kata Fauzan, geplak juga kadang berfungsi sebagai makanan alternatif pengganti. Pada saat paceklik, warga biasa mengonsumsi geplak sebagai makanan pokok. Kini, geplak lebih dikenal sebagai makanan kecil sekaligus oleh-oleh khas Bantul dan Jogja.

geplak2

Seiring dengan permintaan konsumen, geplak kini dibuat dengan berbagai variasi rasa. Awalnya, hanya tersedia geplak gula kelapa dan geplak gula putih tanpa tambahan rasa. Kini tersedia juga geplak rasa vanili, cokelat, stroberi, dan durian.

Gula yang dipakai pun bukan lagi gula lokal Madukismo, satu-satunya pabrik gula yang masih tersisa di Bantul. Yang dipakai hanya gula tebu yang warnanya putih bersih. Pasalnya, kalau gula tebunya berwarna kelabu, warna geplaknya pun ikut menjadi kelabu. Tidak menarik.

Aneka pilihan rasa geplak itu dijual kiloan. Harganya Rp 16.000,- per kilo. Setelah ditimbang, geplak ini dimasukkan ke dalam besek (anyaman bambu). Dari sekian banyak varian, geplak rasa durian paling favorit di kalangan pembeli. Makanan ini tergolong awet. Sampai satu bulan pun geplak tetap tidak tengik.

Sekalipun tampak seperti makanan yang remeh, hingga kini geplak masih cukup digemari konsumen. Buktinya, dalam sehari Fauzan bisa menjual hingga enam kuintal. Pada musim liburan, dalam satu hari ia kadang bisa menjual sampai dua ton!

Geplak Betawi

Meskipun geplak Bantul juga ada yang dibuat dengan gula jawa/merah, tetapi ada juga seorang

penulis blog (dapurmlandhing.dagdigdug.com) yang menyatakan ada geplak Betawi. Beda geplak Betawi dan Bantul, kata penulis blog itu adalah pada penggunaan gula merah pada komposisi resepnya. Nah kan.

“Rasanya tak kalah enak kok. Harum daun jeruk purutnya itu yang bikin khas,” kata dia yang kemudian menuliskan resepnya sebagai berikut.

BAHAN:

2 kelapa muda, parut
500 gr tepung beras
1 kg gula merah
100 gula pasir
500 ml air
5 lbr daun jeruk
2 sdt garam

CARA MEMBUAT:

Sangrai kelapa muda dengan api kecil, hingga agak kering.
Sangrai tepung beras dengan daun jeruk purut hingga daun jeruk mengering.
Rebus gula merah, gula pasir, dan garam hingga larut. Saring.
Masak kembali di wajan hingga mengental dan berambut. Maksudnya sampai banyak
gelembung-gelembung di bagian atas adonan gula.
Masukkan tepung beras dan kelapa sangrao. Aduk hingga rata. Matikan api.
Setelah agak dingin, bentuk-bentuk sesuai selera.
Sajikan.

TIPS & TRIK:

Gunakan tepung beras yang baru saja digiling. Hasilnya akan lebih mantap.

Kalau mau bisa saja tuangkan adonan yang sudah matang dalam loyang datar. Tunggu hingga

mongering. Iris-iris bentuk dadu dan kemas seperti permen dengan menggunakan kertas minyak

4 comments:

  1. Kursus Jahit Bordir Jogja Kursus Jahit Bordir Yogya
    LPK NAVITA

    Tempat Pelatihan Orang Mandiri
    Pelatihan Jahit, Kaos, Bordir, Tas, Sulam Pita, Payet, Kreasi Flanel, Aplikasi Kain Perca

    Mudah-Murah-Hemat-Terampil

    Kenapa memilih LPK Navita:
    Berpengalaman sejak 2003
    Berpengalaman dalam Gugus Kendali Mutu Nasional 2009
    Mesin Jahit Bordir Lengkap Kecil-Besar
    Magang
    GRATIS lebih dari 70 Modul Jahit Terbaik EBOOK senilai 500.000
    Biaya Mulai 350rb/program
    Tempat terjangkau(200m ke selatan Jalan Kusumanegara)
    Disediakan asrama bagi yang berasal luar kota yogya
    Terima Order Jahitan Partai Besar/Kecil



    Glagah Uh4/196
    Warungboto Umbulharjo yogyakarta


    buka cabang di sleman :
    Perum Sidoarum Blok III Jl. Kepodang S-42
    Godean Sleman Yogyakarta
    HP. 085740028487
    pin BB 75F08617

    cara membuat pola baju

    ReplyDelete
  2. k bisa minta resepnya k,,pengen banget buat sendriri..
    Dktour Jogja

    ReplyDelete